KENAPA TERJADI PERSELINGKUHAN DALAM RUMAH TANGGA

Perselingkuhan dalam rumah tangga merupakan isu klasik yang kerap mewarnai keutuhan sebuah perkawinan. Selain berhubungan dengan masalah seks dan seksualitas, perselingkuhan juga kerap diwarnai adanya unsur intrik yang bersifat politis. Tidak sedikit kisah tentang kejatuhan sebuah rezim kekuasaan atau kerajaan akibat terjadinya perselingkuhan. Belakangan, seks dan perselingkuhan juga menjadi senjata untuk ‘memuluskan’ sebuah proyek atau memenangkan persaingan bisnis.

Beberapa psikolog maupun konselor perkawinan dari Barat menyatakan bahwa masalah seks dan seksualitas bukan merupakan penyebab terjadinya perceraian. Menurut mereka, problem seks lebih merupakan gejala keretakan rumah tangga dan bukan penyebab.

Dari sejumlah penelitian di Amerika ditemukan bahwa 80 persen suami istri yang berkonsultasi dilatarbelakangi adanya ketidakpuasaan dalam soal hubungan seks. Oleh karena itu dalam berbagai buku yang mereka tulis dan banyak diterjemahkan dan beredar di Indonesia, masalah seks dan seksualitas bukan merupakan bagian dari komitmen yang utama dalam sebuah perkawinan.

perselingkuhan dalam rumah tangga

Image: www.collective-evolution.com

Pemikiran semacam ini bisa kita pahami dalam konteks sistem nilai yang mereka anut. Sebagai negara liberal yang cenderung bebas, masalah seks dan seksualitas dipersepsikan sebagai bagian dari dinamika pergaulan. Hal ini tentu saja sangat berbeda dengan sistem nilai di masyarakat kita yang masih mengutamakan soal kesakralan dan kesucian sebuah pernikahan. Sehingga seseorang yang melakukan perselingkuhan dalam rumah tangga bukan saja dianggap melanggar janji setia saat menikah, namun juga telah melanggar moralitas dan nilai kesucian pernikahan yang mereka bangun.

Dari sejumlah kasus, problem seks dan perselingkuhan merupakan penyebab cukup besar atas terjadinya perceraian di Indonesia. Hal ini bisa terjadi karena faktor internal rumah tangga yang mengalami kebuntuan ataupun karena pengaruh dari luar. Kebuntuan ini bisa berbentuk perselisihan, sikap egois dan acuh maupun kejenuhan akibat rutinitas, maupun faktor penyulut lainnya. Kondisi ini akan semakin parah kalau komunikasi suami-istri tidak berjalan baik.

Sedangkan pengaruh dari luar, biasanya karena kehadiran orang atau pihak ketiga. Namun adanya wanita atau pria idaman lain (WIL/PIL) dalam sejumlah kasus lebih merupakan penguat atas terjadinya perselingkuhan. Kondisi internal rumah tangga yang renggang atau komunikasi yang buntu mendorong suami atau istri untuk mencari ‘pemandangan’ di luar rumah. Apabila kemudian muncul orang ketiga, maka kemungkinan terjadinya perselingkuhan dalam rumah tangga akan semakin besar, apalagi bila suami atau istri sudah mulai membanding-bandingkan pasangannya dengan orang lain.

Terima kasih telah membaca artikel tentang perselingkuhan dalam rumah tangga. Apabila artikel ini bermanfaat silakan dibagikan, terima kasih.

Tags: Seks Dan Kesehatan

loading...