CARA EFEKTIF BERKOMUNIKASI DENGAN ANAK BALITA

Berbicara atau berkomunikasi dengan anak memang tidak mudah, apalagi jika anak kita masih balita. Jika berkomunikasi dengan anak yang sudah besar dan bisa mengerti saja sudah sulit, apalagi berkomunikasi dengan anak yang belum mengerti apa – apa. Namun, bagaimanapun juga kita tidak bisa menyangkal pentingnya komunikasi dalam hubungan orangtua dan anak.

Komunikasi yang terjalin antar orangtua dan anak dapat membantu membangun karakter anak sedini mungkin dan melatih kecerdasan emosional anak. Anak usia balita atau usia 1 hingga 5 tahun cenderung memiliki sifat egois yang lebih tinggi daripada yang sudah lebih besar usianya. Anak – anak usia ini, sebetulnya sudah bisa memahami ucapan orang lain dengan baik namun mereka sering kali tidak mau mendengarkan dan memerhatikan lawan bicaranya kecuali jika mereka menginginkan. Hal inilah yang kemudian membuat komunikasi dengan balita menjadi sulit. Meski sulit namun ada beberapa tips dan trik yang dapat kita terapkan dalam berkomunikasi dengan anak.

Berikut adalah cara efektif berkomunikasi dengan balita:

1. Perhatikan Intonasi

Ya, seorang anak sangat sensitif terhadap nada bicara. Salah sedikit intonasi saja akan membuat mereka malas mendengarkan kita. Anak usia ini sangat egois dan hanya ingin mendengarkan apa yang menurutnya menarik. Jadi kesimpulannya, ketika berbicara dengan anak balita, cobalah mainkan intonasi suara Anda agar tidak terkesan marah, menyuruh, melarang dan sebagainya. Cobalah berbicara dengan intonasi yang membuat anak tertarik.

2. Cara Berkomunikasi yang Tepat

Beda anak, beda usia, beda karakter dan beda pula cara komunikasinya. Ada anak yang meski masih berusia 2 tahun namun sangat suka diajak bicara serius. Ada juga anak yang sudah berusia 5 tahun namun tidak suka diajak bercanda, melainkan lebih suka diajak bicara santai. Jadi, perhatikan dulu karakteristik anak Anda baru kemudian putuskan cara komunikasi yang tepat. Jika anak Anda tidak merespon saat diajak bicara, kemungkinan cara komunikasi Anda salah, jangan berkecil hati. Cobalah cari cara yang lain.

3. Jangan Bicara Saat Sedang Emosi

Ketika anak Anda melakukan sesuatu yang salah dan membuat Anda kesal, maka jangan langsung ajak anak Anda bicara. Bawa anak Anda ke suatu tempat yang lain sebagai hukuman. Turunkan emosi Anda terlebih dahulu, baru kemudian bicara kepada anak Anda mengapa Anda menghukumnya dan jelaskan bahwa apa yang ia lakukan adalah kesalahan.

4. Sejajarkan Posisi Tubuh

Hal ini yang banyak dilupakan orang tua. Mereka cenderung bicara pada anak tanpa memperhatikan posisi tubuh. Tahukah Anda, ketika bicara pada anak sebaiknya sejajarkan posisi tubuh Anda dan berada dekat dengannya. Hal ini akan membuat anak lebih fokus dan memerhatikan ucapan Anda. Selain itu posisi tubuh yang sejajar juga membuat Anda dan anak Anda memiliki ikatan tersendiri ketika berkomunikasi. Jangan bicara pada anak saat sedang melakukan aktivitas lain, karena hanya akan membuat anak menganggap ucapan Anda tidak penting dan membuat anak juga merasa dianggap tidak penting.

5. Ajak Bicara Dengan Mengasah Daya Tangkap Anak

Poin ini hampir sama dengan poin sebelumnya yakni memperhatikan nada bicara. Namun kali ini, ajak lah anak bicara sembari mengasah daya tangkap anak Anda. Misalnya saja, daripada mengucapkan “Sudah waktunya adik tidur siang,” lebih baik jika berkata, “Adik sudah capek main seharian, mau tidur siang dulu tidak biar segar.” Kalimat ini lebih terdengar seperti dialog dan tidak memerintah. Atau dibanding mengucapkan “Bereskan mainanmu.” Lebih baik ucapkan, “Ih, mainan adik berantakan, sayang deh. Ibu bantu bereskan yuk biar rapi.”

Cobalah untuk melakukan dialog dan tidak mengucapkan kata perintah, karena anak balita tidak suka diperintah. Jika mengajukan pertanyaan, coba lontarkan pertanyaan yang mengasah kemampuan otaknya bukan hanya pertanyaan yang butuh jawaban “ya” atau “tidak” Misal, “Senang tidak main nya?” jawaban dari pertanyaan ini hanyalah ya atau tidak. Gantilah dengan pertanyaan, “Main apa tadi? Main apa yang seru?”.

6. Jangan Bicara Saat Anak Sedang Fokus

Jika anak sedang asyik bermain atau fokus pada sesuatu sebaiknya jangan ajak bicara. Karena hanya akan sia – sia. Anak akan menolak diajak bicara. Duduk disebelahnya kemudian tunggu sampai dia memberikan respon kepada Anda, ikutlah bermain bersama kemudian lakukan pendekatan kecil. Misalnya saja ketika hendak menyuruhnya makan ditengah waktu bermain, coba ikut bermain bersamanya kemudian mulailah dialog, “eh sudah siang ya. Adik belum makan nih. Adik nanti perutnya sakit kalau terlambat makan.” Pendekatan semacam ini tidak akan membuat anak Anda merasa terganggu dan diperintah untuk makan.

7. Memilih Kata

Ya, namanya juga anak balita otomatis kita tidak bisa bicara bertele – tele atau terlalu panjang. Mereka tidak akan mengerti. Kita juga tidak bisa bicara kasar karena anak tidak akan mau mendengarkan ucapan – ucapan semacam ini. Jadi gunakan kalimat yang lugas dan menyenangkan ketika bicara dengan anak. Memarahi atau menasihati anak dengan kata “adik jangan begitu” adalah salah, jelaskan dengan rinci apa kesalahan anak Anda, karena anak tidak akan mengerti kata “begitu” seperti apa yang Anda maksud.

8. Kontak Mata

Kontak mata diperlukan ketika sedang berkomunikasi. Layaknya orang dewasa, anak – anak juga akan merasa dihargai jika matanya ditatap saat berbicara. Baik sedang menegur, berdialog, atau memerintah kontak mata selalu diperlukan. Ketika anak melepaskan pandangan matanya, coba kembali ajak ia menatap Anda agar ia tetap fokus pada yang Anda ucapkan.

9. Jangan Hanya Mau Didengar dan Jangan Memerintah

Anak juga ingin didengar. Jadi, ketika anak sedang bercerita maka dengarkan anak dengan baik. Jangan lakukan kegiatan apapun, dengarkan anak Anda dengan sungguh – sungguh. Ketika memerintah, jangan lontarkan kalimat yang terkesan 100% menyuruh atau memerintah. Cobalah berbicara seperti dialog yang sudah dicontohkan pada poin no. 5. Kalimat semacam itu membuat kesan memerintah jadi tidak ada.

10. Bersikap Tegas Juga Perlu

Tak melulu bersikap luluh atau berteman dengan anak, bersikap dan berkata tegas pada anak sesekali juga diperlukan. Sikap tegas ini diperlukan ketika anak sudah melakukan tindakan tidak disiplin dan tidak mau mendengar ucapan Anda sebagai orang tua. Berkata tegas artinya, berbicara dengan nada tegas dan seperlunya.

Misalnya saja, “adik sudah waktunya mandi. Adik tidak mau dengar, Bunda matikan TV nya.” Ketika anak tidak mau mendengar maka segera matikan televisi. Jika Anda tidak mematikan televisi maka anak akan mengacuhkan ucapan Anda seterusnya.

Jika anak kemudian menangis, sejajarkan posisi tubuh Anda dengan anak, tatap matanya minta anak Anda berhenti menangis kemudian jelaskan kepada anak tentang apa yang Anda lakukan kepadanya. Tegas diperlukan untuk membuat anak segan kepada orangtua.

Ingatlah bahwa berbicara kepada anak membutuhkan kesabaran dan kedewasaan yang luar biasa. Anak balita lebih egois dan tidak bisa dikasari. Mereka hanya mau melakukan apa yang mereka sukai. Maka ketika anak melakukan kesalahan, Anda boleh menghukumnya. Namun setelah hukuman selesai jelaskanlah kepada anak, bahwa Anda menghukum mereka karena mereka telah berbuat salah.

Anak perlu dibuat mengerti secara berulang – ulang, jadi jangan bosan dan bersabarlah melakukan tips – tips diatas. Lama kelamaan mereka akan mengerti mana yang salah dan mana yang benar, saat itulah kepribadian mereka terbentuk.

loading...