CARA EFEKTIF MENDIDIK ANAK DI ZAMAN MODERN

Menjadi orang tua merupakan tanggung jawab yang besar. Sebagai orang tua kita harus dapat mengajarkan serta mencontohkan hal – hal yang baik pada anak kita. Rata – rata orang tua tentu mengharapkan anaknya bisa menjadi orang yang sukses dan berkepribadian baik melebihi orang tuanya bukan?

Zaman berubah, pola asuh dan cara mendidik anak otomatis juga akan berubah. Sudah tidak relevan lagi jika kita menggunakan aturan orang tua zaman dahulu untuk mendidik anak zaman sekarang. Zaman dahulu, kita tidak diperkenalkan handphone apalagi smartphone, tidak kenal media sosial, tidak kenal internet bahkan ada beberapa yang tidak mengenal televisi.

Sementara anak zaman sekarang, mereka mengenal dunia yang lebih luas dan “kejam” dengan hadirnya internet dan teknologi – teknologi canggih lainnya. Acara televisi yang mendidik untuk anak pun semakin terkikis dengan acara televisi yang menghasilkan profit tinggi tanpa memikirkan nilai pendidikan dan moral didalamnya. Lantas bagaimanakah cara yang efektif untuk mendidik anak di zaman modern?

Cara Efektif Mendidik Anak di Zaman Modern

sumber: commons.wikimedia.org

Berikut beberapa langkah jitu yang mungkin dapat Anda terapkan.

Menjadi Contoh yang Baik

Memberitahukan secara lisan tentang hal yang baik pada anak memang perlu, namun tahukah Anda bahwa anak merupakan seorang peniru kelas atas? Ketika sudah memasuki fase nya, seorang anak akan menjadi peniru yang unggul. Anak akan meniru perilaku dan kata – kata orang di sekitar mereka. Seorang anak akan dengan sangat cepat meniru kebiasaan kita sebagai orang tua dalam berkata, bertindak dan bersosialisasi kepada orang disekitar kita. Maka dari itu, jadilah tauladan yang baik dengan senantiasa merubah semua kebiasaan buruk kita dan contohkanlah yang baik kepada anak. Sejatinya Andalah guru pertama dan terakhir anak Anda.

Memperkenalkan Internet Dengan Bijak

Internet biasanya merupakan hal yang paling ditakutkan oleh orang tua. Karena takut, orang tua akhirnya lebih memilih untuk menyembunyikan keberadaan internet dari anak mereka dan membiarkan anak – anak ini tahu dengan sendirinya atau tahu dari guru di sekolah kelak. Hal ini justru salah besar. Orang tua harus menjadi sumber pengetahuan pertama anak – anak mereka, jangan sampai anak mengetahui sesuatu yang bersifat sensitif seperti internet dari orang lain, kenapa? Karena kita tidak tahu apa yang orang lain itu ajarkan kepada anak kita tentang internet, meskipun itu guru mereka sendiri.

Jadilah orang tua yang bijak dalam mengajarkan internet, sesuaikan dengan usia anak kita. Jangan lupa ingatkan anak bahwa “bermain” dengan internet ada batasan dan aturannya. Jangan kita biarkan anak tenggelam di dunia maya dan tidak bermain dengan sekitar, karena ini akan menimbulkan masalah kepribadian pada anak kelak.

Biarkan Anak Bereksplorasi

Seorang anak, berapapun usia mereka, jika belum memasuki tahap dewasa, mereka akan penuh dengan rasa penasaran. Ingin tahu banyak hal, ingin menyentuh banyak hal dan ingin bermain dengan apapun yang mereka lihat. Jangan dihalangi atau dilarang namun diarahkan. Larangan hanya akan membuat mereka lebih penasaran dan berakhir dengan diam – diam mengeksplorasi rasa penasaran mereka tanpa pengawasan Anda sebagai orang tua.

Hal ini tidak benar. Apapun yang menarik minat anak Anda, arahkanlah mereka. Dampingi selalu anak Anda saat bereksplorasi. Dengan begitu Anda tahu seberapa jauh anak Anda berkembang dan tahu apa yang harus Anda ajarkan kepada Anak Anda selanjutnya.

Bersifat dan Berpikiran Terbuka

Penting bagi kita dan semua orang untuk bersifat dan berpikiran terbuka. Mengapa, karena ini zaman modern, di zaman ini semua orang menuntut kebebasan untuk hidup dan berpendapat meskipun mereka berbeda. Contohnya adalah fenomena LGBT dan transgender yang semakin menyeruak, ini merupakan bukti bahwa perbedaan dan keterbukaan mulai disuarakan banyak pihak.

Mengajari anak agar berani dan siap menghadapi perbedaan dan keterbukaan merupakan hal yang penting. Lebih jauh, jika usia anak sudah memungkinkan, ajari mereka untuk mengenal serta menghargai perbedaan. Ajari mereka cara menyikapi perbedaan dan perubahan.

Mengajak Anak Bicara Dari Hati Ke Hati

Mengajak anak bicara dari hati ke hati erat kaitan nya dengan mengajari anak untuk bersifat dan berpikiran terbuka. Karena kegiatan berbincang ini dapat melatih keterbukaan anak kepada Anda. Anda bisa memulai kebiasaan ini sedini mungkin sejak komunikasi dua arah muncul diantara Anda dan anak Anda. Mulailah dengan berbicara mengenai aktivitas bermain, atau apa yang anak Anda rasakan dan inginkan.

Lebih jauh, ketika anak Anda sudah lebih lancar berbicara dan dapat menangkap ucapan kita dengan baik, ajak lah anak untuk berdiskusi hal kecil seperti, menu apa yang akan dimakan bersama hari ini, atau kegiatan apa yang akan dilakukan saat libur. Kebiasaan ini harus selalu diterapkan orang tua kepada anak hingga dewasa. Baik anak laki – laki ataupun perempuan. Hal ini juga merupakan tindakan pengawasan terhadap pergaulan anak.

Anak – anak yang terbuka kepada orang tua biasanya akan memiliki hubungan yang lebih erat dengan Anda sehingga kemudian menimbulkan rasa saling percaya. Hal ini lah yang membuat anak menjadikan Anda sebagai tempat pertama dan ternyaman untuk berkeluh kesah.

Ajari Anak Tentang Agama

Ini poin yang sangat penting bagi anak dan berkaitan erat dengan poin – poin sebelumnya. Seorang anak perlu mengetahui tentang apa yang benar dan apa yang salah. Dan agama merupakan sebuah “buku panduan” yang tepat. Mengajarkan agama pada anak memang tidak mudah, kapan waktu yang tepat untuk mengajarkan agama pada anak? Jawabannya adalah sedini mungkin.

Setelah anak memasuki fase peniru, maka komunikasi dua arah pun terjalin. Saat inilah Anda mulai bisa mengajarkan Agama pada anak Anda. Dan ini tentu berbeda untuk setiap anak. Ada yang cepat ada pula yang lambat. Bersabarlah dan perhatikan waktu yang tepat untuk mengajarkan hal ini. Karena agama bersifat sedikit rumit bagi anak – anak.

Umumnya seorang anak akan mulai memasuki fase peniru di usia batita, antara 1 sampai 3 tahun. Pada fase ini contohkan lah kepada anak apa yang menjadi kewajibannya sebagai umat beragama dimulai dengan beribadah. Jika Anda muslim, maka sholatlah dan biarkan anak Anda menyaksikan kebiasaan itu baru kemudian beritahu ia perlahan tentang apa itu solat. Mulailah dengan “Bunda atau Ayah sedang beribadah kepada Tuhan”. Tanamkan kebiasaan beribadah kepada Tuhan ini pada anak Anda. Anak akan merekam kebiasaan ini hingga kemudian terbentuk pola pada anak.

Selanjutnya anak akan memasuki fase lain yakni sering bertanya dan kritis. Pada fase ini, ajarkan lah anak Anda tentang Tuhan, kitab dan lainnya secara perlahan – lahan menggunakan bahasa yang paling mudah dimengerti misalnya dengan media buku cerita. Kembangkan pengetahuan nya tentang agama sesuai kemampuan anak. Jangan memaksakan daya tampung atau keinginan mereka.

Catatan yang harus selalu Anda ingat dalam mendidik anak adalah bersabar dan gunakan hati Anda. Anak tidak suka dikekang atau dipaksa, mereka akan memberontak ketika dikekang atau dipaksa. Maka dari itu menjalin kedekatan sebagai “teman” untuk anak Anda sangat perlu agar jalan untuk mengajarkan dan mendidik mereka menjadi lebih terbuka dan mudah.

loading...