KISAH CINTA SEJATI YANG TULUS

Kisah Cinta Sejati Yang Tulus – Kisah ini saya adaptasi dari buku Personal Power karya Ibrahim ElFiky, seorang motivator internasional dan penulis banyak buku best seller. Saya sengaja merubah sebagian jalan cerita dan penokohan agar lebih bisa diresapi oleh setiap pembaca. Pertama kali membaca kisah mengharukan yang sangat menyentuh ini dari buku tersebut, saya benar-benar mendapat pelajaran yang besar, kisah cinta sejati yang memberi saya inspirasi dan motivasi yang sangat tinggi agar hidup ini menjadi lebih bermakna. Kisah yang berbeda dengan kisah-kisah cinta sejati yang sering kita baca dan Semoga kisah ini juga dapat memberikan pelajaran yang sama bagi para pengunjung fanind.com. Selamat membaca cerpen penuh hikmah, semoga memberi Anda banyak manfaat.

suster cantik
Ilustrasi suster merawat nenek yang sakit
(Image source: //nursinglink.monster.com)
Pada hari Jum’at, seperti biasa seorang khatib menjelaskan pokok-pokok ajaran Islam dan memberi peringatan. Kali ini sang khatib memberikan khutbahnya tentang pentingnya sedekah dan berbagi. Seorang anak kecil berusia tujuh tahun bernama Hannan yang saat itu ikut jum’atan sangat tertarik dengan isi khutbah. Setelah selesai jum’atan, dengan diantar ayahnya, dia memberanikan diri untuk menemui sang khatib. Kemudian anak kecil yang cerdas ini bertanya “Pak Ustadz, saya ingin sekali menjadi orang yang banyak bersedekah seperti yang Pak Ustadz katakan tadi. Tapi saya tidak punya uang untuk banyak bersedekah, saya kan belum kerja, uang jajan saja masih dikasih Ayah. Gimana caranya Hannan bersedekah?”. Mendengar ucapan Hannan, Ustadz tersebut tersenyum, kemudian dengan bijak dia menjawab “Mulia sekali hatimu Nak, kamu bisa tetap bersedekah walaupun tidak punya uang, sedekah itu bisa dengan banyak hal, bisa dengan waktu, dengan tenaga atau dengan fikiran”.

Sepanjang perjalanan pulang dari masjid Hannan selalu memikirkan ucapan Sang Ustadz. Dia bertanya pada Ayahnya bagaimana caranya bersedekah dengan waktu?. Ayah Hannan memang orang yang baik, ini adalah kesempatan untuk mengajarkan pada anaknya agar dia menjadi orang yang peduli dengan sesama. Ayahnya berkata pada Hannan “Hannan sayang, kamu bisa bersedekah dengan memberikan waktumu, bisa dengan cara mendengarkan orang-orang yang sedang perlu didengarkan, mengunjungi orang-orang sakit di rumah sakit, membantu menyuapi mereka, mendengarkan cerita-cerita mereka. Agar bisa berempati, merasakan apa yang mereka rasakan.”

Akhirnya Hannan mengajak Ayahnya mengunjungi sebuah rumah sakit dan dia mendatangi seorang nenek yang terbaring sakit karena penyakit kanker otak, menyalaminya dan duduk disampingnya. Sang Nenek kemudian menangis. Hannan bertanya “Kenapa Nenek menangis?”. Nenek itu menjawab “Karena Allah menjawab do’a-do’aku. Nenek akan menjalani operasi otak besok pagi. Operasi ini sangat berbahaya dan Nenek tidak punya seorang pun yang peduli dan menemani Nenek di saat seperti ini”, ujar sang Nenek yang selama ini menetap di panti jompo. Nenek berdo’a dan meminta pada Allah agar mengirim seseorang untuk menghibur nenek dan bersama Nenek pada saat-saat terakhir Nenek. Dan Allah mengirimkan kamu. Allah mencintai Nenek”

Hannan menangis bersama nenek tua yang akan di operasi itu dan memberinya pelukan hangat yang erat dan cukup lama. Hannan menghabiskan waktu cukup lama di rumah sakit bersama nenek yang kesepian itu. Hannan merasakan nikmatnya dan sangat berartinya berbagi dan peduli pada sesama, mencintai tanpa syarat kepada semua manusia, dengan hati yang tulus dan bersih.

nenek
Ilustrasi Hannan dengan sang Nenek
(Foto dari: kfk.kompas.com)

Keesokan harinya sepulang dari sekolah, Hannan dan ayahnya mengunjungi nenek itu lagi untuk mengetahui kabarnya setelah di operasi. Tapi tempat tidurnya ternyata kosong. Seorang perawat berkata “Nenek yang kemarin bersama Adik sekarang sudah tidak akan bersama kita lagi selamanya, dia meninggal dunia tadi pagi setelah gagal dalam operasi otaknya, tapi dia saat meninggal saya melihat senyum yang sangat indah diwajahnya. Dia menitipkan sebuah surat untukmu sebelum operasi”.

Dengan berlinang air mata Hannan membaca surat itu, isinya “Untuk Hannan, temanku satu-satunya. Terima kasih banyak karena telah mencerahkan kembali hidup Nenek di saat-saat terkhir Nenek masih bernafas, terimakasih karena telah peduli pada Nenek. Nenek sangat mencintaimu Nak dan akan selalu mengenangmu. Semoga Allah selalu menjaga dan menyayangimu.”. Hannan berlari, menangis dan memeluk Ayahnya, hatinya sungguh pilu. Namun Ayahnya dengan bijak berkata “Kamu lihat sendiri sayang, betapa banyak yang telah kamu berikan, kamu telah memberi banyak hal yang tidak bisa dinilai dengan uang, kamu memberi cinta yang tulus, kamu memberikan waktumu untuk mereka yang membutuhkan”.

Sejak saat itu nama Hannan mendadak terkenal di panti jompo. Karena dia selalu menyempatkan waktu untuk menemui para lansia yang tinggal disana, menemani mereka, menghibur dan memberikan waktunya dengan cinta yang tulus.

Mungkin bagi yang sering mendengar atau membaca kisah nyata sedekah atau kisah keajaiban sedekah, kisah di atas ada kemiripan. Hanya saja sedekah yang diberikan seorang Hannan di atas adalah sedekah dengan waktunya untuk memberikan kebahagiaan bagi orang lain.

Terima kasih telah membaca artikel tentang kisah inspiratif cinta sejati, kisah inspiratif islam tentang cinta. Apabila artikel ini bermanfaat silakan dibagikan, terima kasih.

Tags: Kisah inspiratif

loading...