Anda memiliki seorang anak yang masih berusia balita atau batita? Jika iya, Anda mungkin sudah hafal dengan perangai anak Anda yang selalu mudah menangis atau cengeng dan mudah marah. Seorang anak yang masih berusia balita biasanya akan bersifat cengeng ketika merasa bosan atau tidak nyaman. Bahkan ada beberapa anak yang menunjukan emosi berlebihan dengan marah, berteriak dan meronta – ronta tanpa mengenal tempat dan waktu.
Perilaku anak yang semacam ini tentu akan membuat orang tua merasa bingung mengatasi anak mereka. Tidak jarang orang tua justru akan menjadi marah karena frustasi pada si anak yang tidak juga bisa tenang. Lantas apa sih penyebab anak menjadi cengeng dan mudah marah? Berikut penjelasannya.
Penyebab Anak Cengeng Dan Mudah Marah
Menangis dan marah sebetulnya merupakan bentuk reaksi anak Anda terhadap sesuatu yang tidak disukainya. Dan hal ini sangatlah wajar dilakukan oleh anak – anak yang berusia dibawah 5 tahun. Seorang anak,terutama balita, tentu belum bisa mengekspresikan perasaannya dengan baik, menangis dan marah merupakan satu – satu nya cara anak menyampaikan perasaannya kepada Anda. Maka dari itu sangat penting bagi Anda untuk tahu penyebab anak Anda marah dan menangis. Berikut beberapa penyebab anak cengeng dan mudah marah.
Frustasi
Anak juga punya masalah dan bisa merasa frustasi. Biasanya anak Anda akan merasa frustasi ketika dia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, atau ketika Anda tidak menuruti keinginannya. Selain itu anak Anda juga bisa merasakan frustasi ketika berada dalam situasi yang tidak nyaman. Misalnya saja merasa kepanasan, gerah, terancam atau kehilangan sosok yang disayanginya. Saat anak merasa frustasi maka munculah rasa marah dan rasa kesal yang kemudian diungkapkannya dengan cara menangis.
Bertemu Orang Baru
Berada di lingkungan baru yang dipenuhi oleh orang – orang baru yang belum dikenal tentu terkadang membuat kita, orang dewasa, merasa tidak nyaman dan gugup. Hal semacam ini juga terjadi pada anak – anak. Mereka akan merasa tidak nyaman dan gugup ketika berada di lingkungan baru yang dipenuhi oleh orang baru. Namun, berbeda dengan orang dewasa yang mampu mengatasi rasa canggung dan gugup, anak – anak akan memilih untuk menangis sebagai ekspresi rasa takut mereka.
Merasa Lelah Dan Sakit
Ketika sedang sakit seorang anak akan lebih mudah rewel dan menangis. Hal ini tentu saja wajar, siapapun tentu akan merasa tidak nyaman ketika sakit, tidak bisa tidur dan tidak enak makan. Namun bedanya, anak – anak mengungkapkannya dengan menangis dan marah. Ketika merasa lelah, anak juga akan mengekspresikannya dengan menangis. Ekspresi itu merupakan cara anak Anda mengungkapkan keinginannya untuk beristirahat.
Dilarang
Pada usia 1 tahun hingga 5 tahun, seorang anak sedang mengalami perkembangan motorik yang pesat dan suka bereksplorasi. Berlari, melompat atau menjelajah adalah kegiatan yang sangat disukai anak balita. Ketika hal ini dilarang anak akan merasa marah dan kesal sehingga ia pun menangis. Pada usia ini, anak memang sedang mengembangkan kemampuan motorik nya dengan beraktifitas. Jadi, sebaiknya jangan halangi anak Anda bermain. Biarkan dia bermain namun tetap awasi mereka. Berlari, melompat atau aktifitas lain baik untuk perkembangan dirinya.
Cari Perhatian
Anak di usia balita sedang memasuki fase dimana mereka ingin menjadi pusat perhatian, ingin disayang dan tidak suka sendirian. Maka dari itu ketika Anda, sebagai orang tua, cuek atau fokus pada hal lain selain dirinya, tentu saja anak akan menjadi rewel. Mereka akan menangis untuk mengambil perhatian Anda.
Cara Mengatasi Anak Cengeng Dan Mudah Marah
Menghadapi anak yang cengeng dan mudah marah memang membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Hal ini kemudian yang membuat kita akhirnya menghadapi anak dengan memarahi mereka. Namun, tahukah Anda bahwa marah kepada Anak tidak pernah menyelesaikan masalah namun menimbulkan masalah baru? Memarahi anak hanya akan membuat anak menjadi semakin tertekan. Mereka juga akan kehilangan rasa percaya kepada Anda dan secara tidak langsung Anda mengajarkan kepada mereka bahwa marah merupakan kebiasaan yang bagus. Lalu, bagaimana caranya mengatasi anak cengeng dan mudah marah? Berikut penjelasannya
Menangis Bukan Kesalahan
Sering kali kita akan marah dan mengatakan kepada si anak “jangan menangis, kalau menangis nanti mama marah” dan ancaman lainnya. Ini tidak benar, perhatikan dulu apa yang membuatnya menangis. Ketika anak Anda menangis, hal tersebut bukan lah suatu kesalahan. Jika ia menangis karena merasa tidak dipenuhi keinginannya maka jelaskan perlahan dengan bahasa yang mudah dimengerti mengapa Anda tidak memenuhi keinginannya
Ajak Anak Bermain Diluar
Bersosialisasi dan bermain bersama teman – teman dapat membuat anak Anda belajar tentang lingkungan. Mereka akan diam – diam mempelajari bagaimana teman – temannya tidak bersikap cengeng. Namun Anda harus terlebih dahulu memastikan lingkungan main yang Anda perkenalkan. Karena anak merupakan seorang peniru, maka apabila lingkungannya tidak benar anak Anda akan meniru perilaku tidak benar tersebut.
Buat Anak Nyaman
Anak akan diam dan tenang ketika merasa nyaman. Jadi, jika Anda tidak mau dibuat pusing dengan tangisan anak Anda, maka buat lah suasana di sekitar anak Anda kondusif untuk mereka. Berikan anak mainan yang dia suka, lingkungan yang bersih dan juga sejuk. Sehingga anak Anda akan merasa betah. Jika anak Anda suka beraktifitas diluar. Maka biarkan ia beraktifitas. Aktifitas motorik ini baik untuk anak Anda. Awasi saja anak Anda agar tidak melakukan atau mendekati sesuatu yang mungkin berbahaya untuknya.
Sering kali, karena tidak mau pusing dan bingung menghadapi anak yang cengeng, orang tua akhirnya “kalah” dan menuruti semua keinginan anak tanpa memikirkan apa yang baik untuknya. Prinsip “yang penting anak diam” ini masih sering digunakan di Indonesia. Padahal perlakuan seperti ini tidak benar. Anak akan tumbuh menjadi manja dan kemudian terbiasa menangis sejadi – jadinya untuk mendapatkan keinginan mereka.
Coba untuk kuasai emosi Anda, bersabar dan berkomunikasi lah dengan anak Anda untuk menurunkan emosi anak dan membuatnya berhenti menangis. Ketika berkomunikasi pun, hindari mengatakan ancaman atau hal – hal yang tidak benar agar anak Anda tidak merasa dibohongi. Satu dua kali “tipuan” semacam ini bisa saja berhasil namun kelamaan anak Anda jadi tidak percaya kepada Anda ketika dia sudah mulai tahu bahwa dia telah dibohongi.
Selain itu anak Anda juga akan menanamkan kebiasaan berbohong nantinya. Anak akan merasa bahwa berbohong bukanlah sesuatu yang salah karena orang tua nya sendiri sering melakukan kebohongan. Cobalah untuk alihkan perhatian mereka pada hal lain jika “bicara” tidak menyelesaikan masalah. Anak – anak sangat mudah teralihkan perhatiannya, sebagai orang tua Anda harus pandai mencari benda atau apapun yang dapat mengalihkan perhatian anak Anda.